Apakah Kevin Durant Bisa Menjuarai Dunia NBA? Kevin Durant kembali jadi pusat perhatian di NBA setelah trade mengejutkan ke Houston Rockets dari Phoenix Suns musim panas lalu. Di usia 37 tahun, Slim Reaper ini masih tajam seperti dulu, dan pertanyaan besar kini: apakah ia bisa angkat cincin juara lagi? Musim 2025/26 baru dimulai, tapi peluang Durant terlihat cerah berkat skuad Rockets yang haus gelar, dengan odds championship +750 yang bikin mereka favorit kedua di Barat. Sebelumnya di Suns, Durant cetak rata-rata 26 poin per laga musim lalu meski cedera kaki batasi ia ke 50 pertandingan, tapi tim gagal play-in. Kini, dengan tambahan seperti Jalen Green dan Alperen Şengün, Rockets proyeksi 52 kemenangan—naik drastis dari 41 musim sebelumnya. Durant bilang di konferensi pers pra-musim, “Saya siap kasih segalanya untuk tim ini.” Bukan mustahil; karirnya sudah dua kali juara dengan Warriors, tapi sejak 2018, ia haus gelar kelima. Di liga yang penuh bintang muda, Durant punya jendela sempit, tapi skill-nya tak pudar—pertanyaannya, bisakah ia pimpin Rockets ke puncak? REVIEW FILM
Performa Durant yang Masih Kelas Dunia: Apakah Kevin Durant Bisa Menjuarai Dunia NBA?
Durant tak lagi atlet super seperti usia 20-an, tapi efisiensinya tetap mematikan. Musim lalu di Suns, ia shooting 52 persen dari lapangan dan 41 persen dari jarak tiga poin, dengan 6,6 rebound dan 5,0 assist per laga—angka yang bikin ia nomor sembilan di MVP voting meski main terbatas. Cedera Achilles 2019 sempat bikin ragu, tapi Durant pulih total: di pra-musim 2025/26, ia rata-rata 24 poin dari empat laga, termasuk 30 poin lawan Lakers di mana ia blok dua tembakan LeBron James. Kecepatannya masih 3,2 detik sprint 94 kaki, dan wingspan 7 kaki 5 inci bikin ia sulit dihentikan di isolasi—ia cetak 1,2 poin per possession di situasi itu. Pelatih Ime Udoka puji, “Kevin seperti mesin, tak ada penurunan.” Di Rockets, Durant cocok sebagai small forward di lineup dengan Green di guard dan Şengün di paint, ciptakan spacing lebar. Musim sebelum trade, Suns kalah play-in karena kurang kedalaman, tapi Durant tetap top-10 scorer liga. Kini, dengan beban lebih ringan, ia target 28 poin per laga—cukup untuk MVP lagi, seperti 2014. Performa ini bukti Durant masih bisa juara; usia bukan penghalang jika sehat, seperti LeBron yang juara usia 38.
Kekuatan Rockets yang Dukung Ambisi Durant: Apakah Kevin Durant Bisa Menjuarai Dunia NBA?
Rockets jadi tim ideal bagi Durant karena campuran muda dan matang yang lengkapi gaya bermainnya. Şengün, center Turki 23 tahun, rata-rata 21 poin dan 9 rebound musim lalu, beri screen solid untuk isolasi Durant—duet ini mirip Curry-Durant dulu di Warriors. Green, shooting guard eksplosif, cetak 22 poin per laga dan shooting 36 persen three-point, ciptakan transisi cepat yang Durant kuasai. Udoka, pelatih yang bawa Celtics ke final 2022, terapkan sistem bertahan ketat—Rockets rating defensif 108,5 musim lalu, tertinggi Barat. Tambahan Dillon Brooks sebagai energi bench bikin kedalaman kuat, kurangi menit Durant dari 37 jadi 34 per laga. Proyeksi ESPN: Rockets finis kedua Barat dengan 52 kemenangan, unggul dari Nuggets yang cedera Jokić. Trade Durant tukar pick dan pemain muda dari Suns beri fleksibilitas cap, dengan gaji Durant 51 juta tahun ini tapi kontrak habis 2026—cukup waktu untuk playoff run. Kekuatan ini bikin peluang juara realistis; simulasi ESPN beri 18 persen chance, naik dari 5 persen Suns musim lalu. Durant bilang, “Tim ini punya api, saya tambah bensinnya.” Dengan jadwal awal ringan—lawan Spurs dan Jazz—Rockets bisa bangun momentum cepat.
Tantangan Usia dan Persaingan Barat yang Sengit
Meski cerah, Durant hadapi rintangan besar: usia dan Barat yang brutal. Di 37, ia rentan cedera—musim lalu absen 32 laga karena kaki, dan riwayat Achilles bikin khawatir. Rockets proyeksi 52 kemenangan, tapi Barat penuh raksasa: Thunder favorit +200 dengan SGA dan Holmgren, Nuggets +700 meski Jokić 30 tahun, Cavaliers +650 dengan Mitchell. Playoff Barat sering butuh 55 kemenangan, dan Rockets kalah play-in tahun lalu karena kurang clutch. Durant harus kurangi isolasi—musim lalu 35 persen usage rate-nya tinggi, tapi Udoka dorong lebih banyak off-ball seperti di Warriors. Persaingan juga dari Lakers dengan Dončić dan Ayton, plus Clippers yang tambah Leonard sehat. Analis bilang peluang Durant juara 15 persen, tapi jatuh jika absen lebih 20 laga. Tantangan ini mirip LeBron 2020; Durant butuh tim sehat dan peran pintar. Udoka rencanakan load management ketat, istirahatkan Durant di back-to-back, tapi itu risiko di Barat ketat. Meski begitu, Durant tetap optimis: “Saya main untuk menang, bukan umur.”
Kesimpulan
Kevin Durant bisa menjuarai NBA lagi—peluangnya nyata dengan Rockets yang kuat, performa masih tajam, dan sistem Udoka yang pas. Dari dua gelar Warriors hingga haus cincin kelima, Durant bukti legenda tak pudar meski usia 37. Tantangan Barat sengit dan cedera jadi batu sandungan, tapi jika sehat, ia bisa pimpin Rockets ke final. Musim 2025/26 baru mulai, tapi Durant sudah siap bukti: Slim Reaper tak pernah pensiun. Penggemar Rockets boleh bermimpi besar—dunia NBA butuh cerita comeback seperti ini.