Gagalnya Juara Pelita Jaya Bakrie di Final IBL 2025

gagalnya-juara-pelita-jaya-bakrie-di-final-ibl-2025

Gagalnya Juara Pelita Jaya Bakrie di Final IBL 2025. Pelita Jaya Bakrie, salah satu raksasa basket Indonesia, mengalami kekecewaan besar setelah gagal mempertahankan gelar juara Indonesian Basketball League (IBL) 2025. Dalam seri final yang berlangsung di Dewa United Arena, Banten, mereka dikalahkan oleh Dewa United Banten dengan agregat 2-1, dengan laga penutup berakhir dramatis dengan skor 82-80. Meski tampil dominan di musim reguler dan memiliki sejarah panjang sebagai tim papan atas, Pelita Jaya tidak mampu mengatasi permainan agresif Dewa United. Artikel ini mengulas perjalanan Pelita Jaya di IBL 2025, faktor kegagalan mereka di final, dan dampaknya bagi masa depan tim.

Perjalanan Pelita Jaya di Musim 2025

Pelita Jaya memulai musim IBL 2025 dengan status sebagai juara bertahan, setelah meraih gelar pada 2024. Dengan rekor 17-5 di musim reguler, mereka finis di posisi kedua klasemen, di bawah Dewa United. Tim ini mencatatkan rata-rata 89,4 poin per game dengan efisiensi tembakan 46%, dipimpin oleh bintang asing Brandon Jawato dan Yesaya Saudale. Pelatih Johannis Winar, yang dikenal dengan pendekatan taktisnya, mengandalkan permainan cepat dan tembakan tiga angka, dengan Jawato mencatatkan akurasi 39% dari luar garis tiga.

Di babak playoff, Pelita Jaya menunjukkan dominasi. Mereka mengalahkan Bali United 2-0 di perempat final dengan kemenangan telak 92-68 di game kedua. Di semifinal, mereka menghadapi Prawira Bandung dan menang 2-1, dengan Saudale mencetak 28 poin di game penentuan. Namun, final melawan Dewa United menjadi tantangan berat. Pelita Jaya memenangkan game pertama 90-83, tetapi kekalahan 87-79 di game kedua dan 82-80 di game ketiga mengakhiri harapan mereka untuk mempertahankan gelar.

Faktor Kegagalan di Final

Kegagalan Pelita Jaya di final IBL 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, ketidakmampuan menahan Jordan Adams dari Dewa United menjadi kelemahan utama. Adams, yang menjadi MVP Final, mencetak 29 poin di game ketiga, termasuk tembakan tiga angka krusial di sisa 8 detik. Pelita Jaya gagal menyesuaikan strategi pertahanan untuk menghentikan Adams, yang memanfaatkan kecepatan dan akurasi tembakannya.

Kedua, performa inkonsisten di paint menjadi masalah. Meski memiliki center andal seperti Ali Baghery, Pelita Jaya kalah dalam poin di paint (38-46 di game ketiga) karena dominasi Joshua Ibarra dari Dewa United, yang mencatatkan 16 poin dan 13 rebound. Ketergantungan pada tembakan tiga angka juga merugikan, dengan akurasi hanya 31% di game penentuan dibandingkan 38% rata-rata musim reguler. Selain itu, kelelahan terlihat pada pemain kunci seperti Yesaya Saudale, yang hanya mencetak 12 poin di game ketiga setelah 25 poin di game pertama.

Dampak bagi Pelita Jaya: Gagalnya Juara Pelita Jaya Bakrie di Final IBL 2025

Kegagalan ini menjadi pukulan berat bagi Pelita Jaya, yang memiliki tradisi juara dengan empat gelar IBL sebelumnya. Kekalahan ini memicu kritik terhadap strategi Johannis Winar, terutama dalam pengelolaan rotasi pemain di momen krusial. Beberapa penggemar juga mempertanyakan keputusan untuk tidak memperkuat roster dengan pemain asing tambahan, mengingat Dewa United memiliki dua bintang asing yang konsisten. Manajemen Pelita Jaya kini dihadapkan pada tekanan untuk mengevaluasi skuat dan strategi demi kembali bersaing di IBL 2026.

Namun, kekalahan ini juga memberikan pelajaran berharga. Pemain muda seperti Andakara Prastawa dan Reza Guntara menunjukkan potensi, dengan Prastawa mencatatkan 9,6 poin per game di playoff. Dengan pengalaman ini, Pelita Jaya bisa memperbaiki kelemahan di paint dan meningkatkan kedalaman skuat untuk musim depan.

Kesimpulan: Gagalnya Juara Pelita Jaya Bakrie di Final IBL 2025

Gagalnya Pelita Jaya Bakrie mempertahankan gelar di final IBL 2025 melawan Dewa United Banten menjadi momen pahit bagi tim dengan sejarah panjang di basket Indonesia. Meski tampil dominan di musim reguler dan playoff, ketidakmampuan menahan Jordan Adams, kelemahan di paint, dan inkonsistensi tembakan tiga angka membuat mereka kehilangan trofi. Kekalahan ini menjadi pengingat bahwa bahkan tim besar bisa tersandung tanpa adaptasi yang tepat. Namun, dengan talenta muda seperti Prastawa dan pengalaman veteran seperti Jawato, Pelita Jaya memiliki modal untuk bangkit. Penggemar kini menantikan langkah tim untuk memperbaiki diri dan kembali mengejar gelar di IBL 2026, menjadikan kekalahan ini sebagai batu loncatan menuju kesuksesan masa depan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *