Naz Reid Meledak Pelicans Setelah Kalahkan Mereka. Malam penuh perjuangan di Smoothie King Center, New Orleans, pada Kamis 4 Desember 2025, berakhir dengan kemenangan Minnesota Timberwolves atas Pelicans 125-116, melanjutkan empat kemenangan beruntun mereka. Naz Reid, center serbaguna berusia 26 tahun, jadi sorotan utama dari bangku cadangan dengan 19 poin, tujuh rebound, enam assist, dua blok, dan empat tembakan tiga dari sembilan percobaan. Meski Anthony Edwards tampil tenang dengan 11 poin, Reid pimpin comeback kuarter keempat, termasuk lob dunk yang picu run 10-0 awal babak akhir. Kemenangan ini angkat rekor Wolves ke 14-8, sementara Pelicans turun ke lima kekalahan beruntun dengan 10-12. Tapi pasca-laga, Reid tak puas—ia “meledak” kritik timnya yang main santai lawan lawan lemah, sebut itu “sakitkan kami kadang-kadang.” Pelatih Chris Finch puji: “Naz bicara dari hati, tapi kami dengar.” INFO SLOT
Performa Gemilang Naz Reid di Lapangan: Naz Reid Meledak Pelicans Setelah Kalahkan Mereka
Naz Reid tak terbendung di laga itu, main 33 menit sebagai cadangan utama. Ia buka dengan tembakan tiga dini kuarter kedua, lalu tambah enam poin di babak ketiga untuk jaga keunggulan tipis. Kuarter keempat jadi panggungnya: lob dunk dari Julius Randle picu run 10-0, diikuti dua tembakan tiga lagi yang buka jarak. Efisiensi shooting 6-13 lapangan dan 4-9 dari jarak jauh tunjukkan ketajamannya—ia juga blok dua tembakan Pelicans, termasuk satu lawan Zion Williamson yang potensial game-changer. Dengan enam assist, Reid sambungkan serangan Wolves yang bergantung pada Randle (28 poin) dan Gobert (15 poin, 12 rebound). Ini lanjutan tren panasnya: rata-rata 16,3 poin, 6,5 rebound, 2,9 assist, 1,2 steal, dan satu blok per laga dari 11 outing terakhir, plus +41 net rating di menitnya. Reid bukti Sixth Man of the Year 2023-24 tak sia-sia—ia isi kekosongan interior saat Gobert istirahat.
Komentar “Meledak” Reid Pasca-Laga: Naz Reid Meledak Pelicans Setelah Kalahkan Mereka
Setelah peluit akhir, Naz Reid tak henti bicara soal kekalahan Pelicans—tapi sasaran utamanya Wolves sendiri. Dalam wawancara dengan Dane Moore, ia bilang: “Kami bukan versi terbaik sekarang, dan itu ok… Tapi kadang, tanpa maksud jelek ke Pelicans, kami main turun ke level kompetisi. Itu yang kadang sakitkan kami.” Komentar ini viral cepat, picu diskusi di media sosial soal complacency tim. Reid akui kemenangan dua kali berturut-turut lawan Pelicans (146-142 OT Selasa lalu) bagus, tapi Wolves terlalu santai—terutama Edwards yang cuma 11 poin setelah 44 di laga pertama. Ini bukan kritik pribadi, tapi panggilan bangun: “Kami punya empat kemenangan, tapi harus lebih tajam.” Finch dukung: “Naz bicara apa adanya, itu bantu kami.” Komentar ini ingatkan musim lalu, saat Wolves kalah playoff karena main longgar lawan underdog.
Respons Pelatih dan Tim Pelicans
Chris Finch tak marah atas ledakan Reid—malah sebut itu “motivasi internal.” “Naz tahu kami bisa lebih baik, dan dia tunjukkan di lapangan,” kata Finch pasca-laga. Pelatih Pelicans Willie Green, yang timnya kebobolan 15 tembakan tiga Wolves, sebut Reid “pembeda”—ia soroti blok Reid lawan Williamson yang hentikan momentum. Pelicans pincang tanpa Brandon Ingram (cedera bahu), tapi Green akui: “Mereka punya kedalaman, Reid sakiti kami dari bench.” Zion Williamson cetak 24 poin tapi kesulitan interior lawan Gobert-Reid duo, sementara Trey Murphy III top skor 21 poin. Kekalahan ini lanjutan lima game skid, picu spekulasi trade—tapi Green fokus rebuild chemistry. Bagi Wolves, komentar Reid jadi panggilan: jangan anggap enteng lawan seperti Pelicans, yang meski lemah, punya potensi jebak di road game.
Dampak ke Musim Wolves dan Karier Reid
Kemenangan ini perkuat posisi Wolves di Barat, selisih tiga poin dari play-in, tapi komentar Reid ingatkan risiko overconfidence. Dengan empat win streak, termasuk sweep mini-series lawan Pelicans, tim Finch andalkan starting lineup Randle-Edwards-Reid-McDaniels-DiVincenzo yang cetak 55 poin kolektif. Reid, kontrak lima tahun 125 juta sejak offseason, bukti “fine wine”—kritiknya dorong tim ke level playoff, di mana ia rata-rata 18 poin di postseason lalu. Pelatih lawan sering sebut ia “X-factor,” dan musim ini +41 rating di 11 game terakhir tunjukkan nilai. Bagi karier, ledakan ini tingkatkan profilnya—ia kandidat All-Star lagi, terutama isi kekosongan Gobert. Wolves host Clippers Sabtu nanti, dan Reid yakin: “Kami dengar pesan itu.”
Kesimpulan
Naz Reid “meledak” Pelicans dengan 19 poin serbaguna, tapi kritiknya ke Wolves soal main santai justru jadi pesan krusial pasca-kemenangan 125-116. Dengan empat win streak dan rekor 14-8, Timberwolves punya momentum, tapi panggilan Reid ingatkan: complacency bisa hancurkan musim. Dari bench hero ke voice of reason, Reid bukti kedalaman skuad—ia dorong tim ke versi terbaik. Pelicans skid lima game tambah tekanan, tapi Wolves siap bukti di laga berikutnya. Musim NBA 2025-26 penuh pelajaran, dan Reid tunjukkan leadership muda yang langka—waktunya Wolves dengar dan raup gelar Barat.