Perjalanan Karir Seorang Syla Swords. Perjalanan Syla Swords adalah kisah luar biasa yang penuh warna, dari menggotong obor Olimpiade hingga menyalakan semangat di panggung U 19. Gadis kelahiran 28 Januari 2006 ini tumbuh dalam keluarga dengan darah basket yang kental, ayahnya yaitu Shawn Swords adalah sosok yang tampil di Olimpiade Sydney 2000, sementara ibu dan saudara perempuannya juga berlaga di kancah tinggi. BERITA LAINNYA
Syla ini sendiri adalah sosok pemain yang memulai perjalanan basketnya di Lo‑Ellen Park Secondary School di Sudbury, Ontario, sebelum pindah ke Long Island Lutheran pada tahun 2022, mengikuti sang ayah yang menjadi asisten pelatih di Long Island Nets. Masa remajanya menoreh prestasi menawan yaitu rata‑rata 14,4 poin, 6,1 rebound, 4,8 assist untuk membawa timnya juara New York State Federation, serta penampilan yang cemerlang di kejuaraan Nike Tournament of Champions.
Kemenangan di kejuaraan ini diperkuat dengan penomoran All‑American McDonald’s dan status sebagai pemain Gatorade Player of the Year New York, memantapkan namanya sebagai pemain remaja terbaik 2024. Namun, pada usia 18 tahun, ia diundang ke tim senior Kanada untuk kualifikasi Olimpiade dan tampil di Paris 2024 dan menjadi atlet basket Kanada termuda yang ada di Olimpiade.
Selama Paris, ia bermain dalam tiga pertandingan dan mencetak rata‑rata 3,3 poin serta 1,3 rebound per pertandingan. Tak berhenti di situ, ia kembali merasakan perannya di panggung dunia ketika berkompetisi di Kejuaraan Dunia U19 FIBA 2023 di Spanyol. Di sana, ia tampil sangat gemilang dengan rata‑rata sebanyak 15 poin, 3,4 rebound, dan 2,1 assist per pertandingan yang ia lakoni.
Pada babak perebutan medali perunggu saata melawan Prancis, Syla mencatatkan 26 poin, enam papan dan enam assist dalam waktu 42 menit 23 detik dan menempatkannya dalam tim All‑Second Team turnamen. Sikapnya pada saat di lapangan mencerminkan ketenangan dan pembelajaran yang matang. Menurut sumber dari Raptors Republic, saat bergabung dengan tim senior di Amerika Tengah, Syla mengaku kagum saat melihat pemain senior berdiskusi soal segala hal, bahkan pajak.
Ia lebih memilih menyerap ilmu dan mentalitas juara daripada pamer skill. Dukungan keluarga tampak nyata. Sang ayah menjaga agar latihan hanya terjadi atas permintaan dirinya dan adiknya Savannah sebagai bentuk keleluasaan dan kepercayaan untuk memupuk motivasi. Keduanya tumbuh bersama di gym sejak usia lima tahun, membentuk dinamika sinergi dan kompetisi batin yang sehat.
Pada sisi akademik dan profesional, Syla memilih University of Michigan dan masuk tim Wolverines musim 2024–25. Saat debut ia mencetak double‑double berkat 27 poin dan 12 rebound melawan tim nomor satu South Carolina, menjadikannya salah satu pemain top Michigan. Ia kemudian terpilih sebagai Freshman All-American dan berhasil masuk All‑Big Ten, serta MVP Fort Myers Tip‑Off.
Musim panas 2025 adalah musim yang menandai babak baru dalam perjalanan Internasionalnya, ia resmi dipanggil kembali untuk tim Canada U19 yang berlaga di World Cup di Brno, Republik Ceko. Ketangguhannya di panggung Olimpiade, kesuksesan di turnamen senior AmeriCup, dan reputasi di U19 sebelumnya, menjadikannya pemimpin alami dan pusat perhatian bagi tim muda Kanada.
Kesimpulan: Perjalanan Karir Seorang Syla Swords
Kisah Syla Swords adalah contoh perjalanan yang tak terpikirkan: dari lampu panggung Olimpiade sebagai kontestan termuda, hingga menyalakan api semangat di turnamen U19. Ia tak hanya turun sebagai pewaris nama besar, tapi membuktikan bahwa talenta, kerja keras, dan mental juara dapat mendorongnya menembus batas generasi. Perjalanannya membangkitkan harapan dan inspirasi, tidak hanya bagi basket Kanada, akan tetapi juga dunia basket wanita global.