Tiago Splitter Ingin Hansen Belajar Lebih Banyak

tiago-splitter-ingin-hansen-belajar-lebih-banyak

Tiago Splitter Ingin Hansen Belajar Lebih Banyak. Tiago Splitter, pelatih sementara Portland Trail Blazers, baru saja ungkapkan harapannya agar Yang Hansen, rookie center berusia 20 tahun asal China, belajar lebih banyak dari pengalaman awal di NBA. Komentar ini muncul pasca-debut start pertamanya di kekalahan 96-119 dari Memphis Grizzlies pada Minggu malam (7 Desember 2025) di FedEx Forum. Dengan Donovan Clingan dan Robert Williams III absen karena cedera, Hansen dipaksa masuk starting lineup dan main 19 menit, catatkan 4 poin dari 2/5 tembakan, 5 rebound, 2 assist, dan 2 turnover. Splitter sebut ini “pelajaran besar” untuk Hansen, yang dipilih di posisi 16 draft 2025 usai trade dari Grizzlies. Di tengah musim yang dimulai lambat bagi Blazers dengan rekor 8-15, fokus pengembangan Hansen jadi kunci untuk bangun skuad muda, termasuk Shaedon Sharpe dan Scoot Henderson. Splitter, mantan juara NBA dengan Spurs, tekankan kesabaran sebagai fondasi sukses. INFO SLOT

Debut Start Hansen yang Penuh Pelajaran: Tiago Splitter Ingin Hansen Belajar Lebih Banyak

Debut start Hansen di NBA tak mulus, tapi beri gambaran realistis tentang tantangan liga. Di babak pertama, ia kesulitan: main 8 menit tanpa poin, cuma 1 rebound, dan 4 foul—termasuk matchup ketat lawan Zach Edey, center 7 kaki 3 inci Grizzlies yang mirip ukuran dan kekuatannya. Blazers tertinggal 20 poin di paruh pertama, dengan Hansen tampak overwhelmed oleh kecepatan dan fisik NBA. Tapi babak kedua tunjukkan perbaikan: 12 menit main hasilkan 4 poin lewat finish paint bagus, plus dampak rebound lebih baik dan cuma 1 foul lagi. Ia bahkan dunk spin move atas Edey, momen highlight yang viral. Splitter soroti transisi ini: “Awalnya tak bagus, tapi ia akhiri lebih baik. Ini pengalaman berharga lawan lawan seukuran, untuk poles permainan.” Debut ini kontras dengan ekspektasi tinggi sebagai “steal draft” dari China, di mana ia dominan di CBA dengan rata-rata 15 poin dan 10 rebound.

Komentar Splitter Soal Pengembangan Hansen: Tiago Splitter Ingin Hansen Belajar Lebih Banyak

Splitter tak segan jujur tapi mendukung dalam penilaiannya. “Ini pelajaran hebat baginya untuk belajar lebih banyak, main lawan big man serupa ukurannya, dan kerja pada kekurangannya,” katanya di konferensi pers pasca-laga. Ia tekankan Hansen perlu adaptasi detail kecil: positioning defensif, reading pick-and-roll, dan efisiensi di paint. Sebelum debut, Splitter sudah rencanakan pengembangan: kurangi menit awal untuk fokus latihan, G League, dan weight room. “Ia pahami sekarang: tonton, latihan, main G League untuk detail yang bikin efektif di lapangan,” tambahnya. Ini bagian strategi jangka panjang, karena Blazers tak punya draft pick 2026 jika tak lotre, beri ruang sabar. Splitter, yang kenal perjuangan rookie dari pengalaman sendiri, bilang Hansen “punya potensi besar” tapi butuh waktu—mirip Clingan yang juga rookie dan absen karena contusion kaki.

Kontroversi dan Respons di Lapangan

Insiden kontroversial tambah warna debut Hansen: di kuarter ketiga, ia jatuh keras usai tabrakan, tapi wasit tak hentikan permainan untuk cek kondisi, biarkan Grizzlies counter cepat jadi layup. Splitter marah, lari ke half court, dan dapat technical foul karena protes keselamatan pemain. “Itu sebabnya saya marah. Pemain di lantai, selalu cek dulu apakah ia baik-baik saja,” katanya. Hansen cepat bangkit tanpa cedera serius, tapi momen itu soroti prioritas pelatih. Hansen sendiri tenang: ia sebut pengalaman ini “belajar cepat” dan siap poles di latihan. Respons positif dari rekan seperti Sharpe, yang bilang Hansen “bawa energi muda,” tunjukkan dukungan tim. Di media sosial, fans Blazers campur: kecewa kekalahan, tapi apresiasi highlight dunk-nya atas Edey.

Dampak pada Skuad Blazers

Kekalahan dari Grizzlies perpanjang slump Blazers, tapi debut Hansen beri sinar harap di frontcourt tipis. Dengan Williams sakit dan Clingan cedera, Hansen isi kekosongan, tapi tim butuh ia berkembang cepat untuk hindari zona bawah Barat. Splitter rencanakan rotasi: Hansen campur NBA dan G League dengan Rip City Remix untuk tambah menit. Ini mirip pengembangan Henderson musim lalu, yang butuh waktu adaptasi. Hansen, dengan tinggi 7 kaki 1 inci dan footwork halus, potensial jadi hub ofensif, tapi shooting 30 persen dan turnover awal jadi PR. Blazers, yang rebuild pasca-era Lillard, lihat Hansen sebagai puzzle jangka panjang—bersama Murray dan Camara, bangun tim kompetitif dalam 2-3 tahun.

Kesimpulan

Tiago Splitter ingin Yang Hansen belajar lebih banyak jadi pesan mentor bijak di tengah debut kasar rookie itu. Dari awal goyah hingga akhir lebih baik lawan Grizzlies, pengalaman ini fondasi untuk poles talenta China yang punya potensi raksasa. Blazers tak buru-buru, tapi dengan frontcourt rapuh, Hansen kunci bangkit. Splitter, dengan pengalaman juara, beri panduan tepat: sabar, latihan, dan detail kecil. Musim panjang, tapi Hansen siap—dunk atas Edey jadi simbol awal cerita sukses. Portland, tunggu ia matang; NBA bakal saksikan center baru bersinar.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *